JAKARTA, KOMPAS.TV Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menceritakan saat dirinya ditegur Wakil Presiden karena menutup perusahaan milik mafia beras.
Hal ini disampaikan Amran saat memberikan sambutan di wisuda Universitas Hasanuddin pada Kamis (10/4/2025).
"Saya juga, kami pernah ditegur Wakil Presiden. Gara-gara ada mafia beras, kami tutup perusahaannya. Ternyata semuanya adalah pemimpin besar di dalamnya," ujar Amran.
Amran mengatakan dirinya berterima kasih atas teguran tersebut dan menyadari bahwa langkah yang diambilnya melanggar regulasi di Indonesia.
Video Editor: Laurensius Galih
#mentan #amransulaiman #unhas
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/587878/cerita-mentan-amran-ditegur-wapres-gegara-tutup-perusahaan-milik-mafia-beras
Hal ini disampaikan Amran saat memberikan sambutan di wisuda Universitas Hasanuddin pada Kamis (10/4/2025).
"Saya juga, kami pernah ditegur Wakil Presiden. Gara-gara ada mafia beras, kami tutup perusahaannya. Ternyata semuanya adalah pemimpin besar di dalamnya," ujar Amran.
Amran mengatakan dirinya berterima kasih atas teguran tersebut dan menyadari bahwa langkah yang diambilnya melanggar regulasi di Indonesia.
Video Editor: Laurensius Galih
#mentan #amransulaiman #unhas
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/587878/cerita-mentan-amran-ditegur-wapres-gegara-tutup-perusahaan-milik-mafia-beras
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Anak-anakku, kami ingin tunjukkan sedikit, karena waktu terbatas, kami ingin tunjukkan perjalanan, kami di Kementerian Pertanian, ini adalah ketiga kalinya disumpah.
00:13Kami sederhana menjalankan roda pemerintahan, hanya menjalankan sumpah jabatan.
00:21Membawa gantegu amanah, meluruskan, yang tidak beres, berantas korupsi, kolusi nepotisme.
00:28Menteri Pertanian tidak punya saudara, keluarga, apalagi angkatan 88D pun khas.
00:36Itu harus mampu membedakan aku berada posisi mana.
00:40Alhamdulillah, setelah 160 hari, kami dampingi Bapak Presiden kemarin, ada yang menarik capaian pertanian tertinggi selama merdeka, yaitu lompatannya produksi 62 persen.
00:58Ini bukan kata saya, kata BPS.
01:05Ini bukan kata saya.
01:06Kemudian bulo, stok pangan kita, di saat terjadi goncangan di tingkat global.
01:14Malaysia kekurangan pangan, Jepang yang begitu negara maju, bisa lihat fotonya Jepang, ini Jepang.
01:22Kemudian Filipina kekurangan beras, krisis hari ini.
01:28Harga beras di sana tahu, terakhir Rp89.000 per kilogram.
01:35Bayangkan, kalau Indonesia naik saja Rp20.000, itu negara ini dalam keadaan terancam.
01:41Saya selalu katakan, saudaraku, sahabatku, mulai pengamat, pengusaha, petani, tolong jangan ganggu sektor pertanian.
01:53Kenapa? Pertanian bermasalah, negara bermasalah.
01:55Dan juga baru-baru ini, kita dapat penghargaan terbaik dunia.
02:06Sektor food security, ketahanan pangan.
02:09Ini terbaik dunia setelah 40 tahun.
02:13Dan itu dicetak oleh alumni Fakultas Pertanian, UNHAS.
02:20Ini penghargaan tertinggi dunia.
02:23Kami diundang ke Brazil, kami ke Arkansas, Amerika.
02:28Menyampaikan bagaimana bisa mengubah Indonesia krisis menjadi suasembada.
02:35Anak-anakku, nanti, kalau sudah keluar,
02:43kalau mau berhasil, jangan pernah lihat matahari di rumah.
02:51Jangan ketemu matahari di rumah.
02:54Insya Allah berhasil.
02:55Yang muslim, jam 5, keluar.
02:58Jam 11 malam, pulang.
03:01Yang penting, terarah ke mana arahnya.
03:05Bisa?
03:12Pak Rektor.
03:15Ini menyara nih.
03:17Bisa?
03:19Udah.
03:20Karena waktu saya tinggal berapa menit?
03:225 menit.
03:23Angkat tangan.
03:24Yang mau kaya.
03:25Yang mau jadi pengusaha.
03:29Yang mau jadi guru besar.
03:31Dia mau jadi menteri.
03:38Ah, sudah benar.
03:40Sudah benar.
03:41Aku tanya.
03:43Dia mau.
03:46Menteri?
03:47Angkat tangan.
03:48Mau kaya?
03:48Angkat tangan.
03:50Mau guru besar?
03:51Angkat tangan.
03:52Doakan.
03:53Tinggal tergantung UNHAS.
03:55Tiga-tiganya berada di satu tangan.
03:57Yaitu Menteri Pertanian sekarang.
03:59Ini sebenarnya cerdas-cerdas ini Pak Rektor.
04:06Cuma saya tidak tahu nanti kenyataannya seperti apa.
04:10Anak-anakku.
04:12Anda keluar dari sini.
04:15Make big dream.
04:18Mimpi besar.
04:18Tidak ada orang besar mimpinya kecil.
04:23Oh, aku cuma mau ngejek.
04:25Aku cuma.
04:26Mimpi besar.
04:28Kemudian bekerja di sosial tempat.
04:31Harus tekut.
04:32Kalau sudah mimpi besar.
04:34Take action.
04:36Bertindak.
04:37Itu belum.
04:40Kalau ada gagasan.
04:41Kemudian.
04:43Bertindak.
04:44Ini belum.
04:44Gagalnya manusia.
04:4690% gagal.
04:48Ada di persisten.
04:51Gagal dengan godaan.
04:54Gagal dengan tekanan.
04:56Dan orang Indonesia biasanya.
04:57Mau sukses.
04:58Tapi tidak mau tekanan.
05:00Karena anakku.
05:01Orang berhasil.
05:02Butuh tekanan.
05:03Kalau tidak menemukan tekanan.
05:05Ciptakan tekanan.
05:06Kenapa?
05:07Berlian lahir dari perut bumi.
05:11Dan itu penuh dengan tekanan.
05:1210.000 derajat celcius.
05:15Minimal Anda jadi emas.
05:17Tapi kalau tidak mau tekanan.
05:18Anda jadi lumpur.
05:19Dan itu tidak diperhitungkan.
05:21Bahkan dicuci, dibuang.
05:23Kalau sepatu kena lumpur.
05:25Tapi kalau sepatu kena berlian.
05:27Itu pasti berebut.
05:29Mau jadi berlian atau lumpur?
05:33Pak Rektor.
05:35Ampun juga ini.
05:37Anak-anakku.
05:40Hidup ini sekali.
05:44Yang merubah peradaban dalam manusia.
05:48Dan Anda tidak boleh kecil hati.
05:49Bahwa saya dari jurusan mana.
05:51Anda bisa jadi siapa.
05:53Siapa saja.
05:54Bisa sukses di mana saja.
05:59Teknik.
06:01Yang aku cintai anak-anakku.
06:02Ada berapa orang?
06:03200 angkat tangan.
06:04Tahunah.
06:07Sekarang buat mobil.
06:09Tahu bahan bakunya ada di Indonesia.
06:12Terbesar dunia Indonesia.
06:14Nickel kita.
06:1552 persen.
06:16Kita kuasa dunia.
06:18Dan ke depan.
06:20Bisa dibuat.
06:21Baterai.
06:22Motor listrik.
06:23Sepeda listrik.
06:23Kalau perlu Anda yang buat pesawat.
06:28Tapi jangan Anda yang coba.
06:29Biarkan orang lain yang coba dulu.
06:31Jangan sampai mendarat darurat.
06:33Teknik.
06:38Buat sesuatu.
06:39Tahu maaf.
06:40Kami selesai di pertanian.
06:42Empat hak patent kami dapat.
06:46Hak patent yang paling membahagiakan adalah racun tikus.
06:50Namanya tiran.
06:51Tikus diracun amran.
06:53Racun tikus membawa nikmat.
06:55Ini.
06:58Tapi sekarang kami tidak produksi.
07:00Kenapa?
07:01Begitu mahal jadi menteri.
07:02Pabriknya kami tutup.
07:04Kenapa kami tidak ingin ada conflict of interest.
07:09Kami tidak ingin ada kepentingan.
07:10Kami titip di sana.
07:15Bisa sukses?
07:19Ini begadang tadi malam atau gimana Pak Rektor?
07:21Bisa sukses?
07:37Oke.
07:38Anak-anakku tahu.
07:40Aku dulu culung.
07:42Dibilangi culung.
07:44Kami diundang jadi menteri.
07:46Tidak ada yang kenal.
07:47Tidak ada nama kami di Google.
07:49Dicarik siapa ini amran.
07:51Dari perguruan tinggi mana?
07:53Nanti enam bulan ketahuan.
07:54Tiga bulan berketahuan.
07:56Dengan teman-teman.
07:59Yang lain dari harpat dari mana?
08:01Tapi saya katakan.
08:03Aku akan seberesi.
08:05Pekerjaan yang diberikan pada kundak saya.
08:08Alhamdulillah.
08:09Soh sembadah.
08:10Baru saja juga mafia.
08:11Doakanlah.
08:12Kami tempur.
08:14Ingin kami bersihkan.
08:15Sektor pertanian di republik ini.
08:17Karena kami ingin kalian melanjutkan perjuangan ini nanti.
08:28Kami tidak ingin Anda menyesali saya nanti.
08:30Setelah saya tiada.
08:33Ini ada kemarin minyak goreng.
08:36Ada mafia pupuk.
08:38Ada mafia beras.
08:39Ada lima puluh.
08:40Sekarang dua hari kemarin laporan.
08:42Kami di SMS Kapolri.
08:44Ada dua puluh sudah tersangka.
08:47Kami kirim ke neraka.
08:48Nerakanya dunia.
08:49Yang ingin mempermainkan nasib rakyat kecil.
08:55Ini kemarin.
08:58Yang menarik adalah.
08:59Salah satu keluarga pejabat.
09:04Yang aku pecat.
09:05Nanti setelah saya pecat.
09:06Baru aku tahu.
09:07Dan aku minta maaf.
09:08Yang penting.
09:09Saya sudah pecat mereka.
09:12Ada juga.
09:14Kami pernah ditegur wakil presiden.
09:18Gara-gara.
09:20Ada mafia beras.
09:22Kami tutup perusahaannya.
09:24Ternyata.
09:25Semuanya adalah.
09:27Pemimpin-pemimpin besar ada di dalamnya.
09:29Kami dimarai.
09:30Kami berterima kasih.
09:32Kami katakan.
09:33Yang penting.
09:33Kami sudah tutup.
09:34Karena dia melanggar regulasi yang ada di republik ini.
09:37Anak-anakku nanti kalau sudah merantau.
09:43Sudah tinggalkan sulai selatan.
09:45Sudah ke Jakarta.
09:46Atau ke luar negeri.
09:48Pegang kata-kata nenek kita.
09:49Todok puli.
09:51Satunya kata dengan perbuatan.
09:53Dinulul laku-laku.
09:54Pura pagangkan.
09:56Itu dipegang.
09:58Aja maaf pakai siri-siri.
09:59Karena Anda membawa nama UNHAS nanti.
10:04Kalau keluar.
10:05Anda menjadi obor penerang.
10:07Anda obor penerang UNHAS dan republik ini nanti ke depan.
10:11Makasih anak-anakku.
10:13Saya harus melanjutkan.
10:14Saya Sintia Rompas.
10:25Saksikan program-program Kompas TV melalui siaran digital, pay TV, dan media streaming lainnya.
10:32Kompas TV, independen, terpercaya.