Seniman Klaten Sulap Limbah Keramik Jadi Karya Seni Bernilai Jutaan

  • 3 tahun yang lalu
KLATEN, KOMPAS.TV - Membuat sebuah karya seni seperti halnya melukis pada umumnya Ansori menggunakan media cat. Namun bagi Ansori (59) warga Tegal Klaten Kalurahan Klaten Kecamatan Klaten Tengah Kabupaten Klaten justru memanfaatkan barang bekas untuk menjadi karya seni dan bernilai tinggi.

Hal yang dilakukan dengan memanfaatkan limbah keramik atau keramik bekas untuk dibuat sebuah gambar ataupun lukisan. Cara yang dilakukan menempelkan pecahan keramik pada papan dengan menggunakan lem sesuai warna untuk menjadi sebuah gambar yang dikehendaki seperti gambar pemandangan ataupun gambar tokoh-tokoh penting.

"Banyak sekali manfaatnya diantaranya memanfaatkan barang limbah keramik yang terbuang begitu saja.Kemudian apa salahnya kalau saya membuat mozaik," ungkap Seniman Ansori.

Untuk membuat sebuah gambar dengan pecahan keramik yang ditempel dalam sebuah media untuk ukuran 50 cm x 60 cm dapat dikerjakan kurang lebih selama tiga hari. Gambar-gambar Presiden misalnya harga bisa mencapai jutaan rupiah.

" Kebetulan ini tiga sampai lima juta yang paling murah. Kemarin ada yang pesen pak Butet (seniman ternama dari Yogja)," katanya.

Mozaik keramik yang sudah dihasilkan tersebut kurang lebih sudaj mencapai seratusan karya. Pembelinya berasal dari berbagai wilayah kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Solo , Yogykarta bahkan ada yang dari Singapura.

Menanggapi karya seni tersebut salah seorang seniman Klaten Petrus mengaku mozaik tersebut merupakan karya yang langka dan tidak semua orang mau menekuni. Meskipun karya itu sederhana akan tetapi membutuhkan ketelatenan.

"Sebenarnya karya seni itu sederhana dan barangnya ada disekitar kita.Barang itu tidak harus beli dari toko," kata Petrus.

Dari pantauan RRI rumah Ansori cukup banyak karya-karya mozaik keramik yang sudah selesai dikerjakan.Diantaranya sejumlah gambar tokoh-tokoh penting Indonesia seperti Presiden Joko Widodo, Mantan Presiden Soekarno, Suhartom SBY, dan Megawati Soekarno Putri.

Dianjurkan